Peduli & Bersih dengan Bank Pangan
- Beranda
- Kabar Revolusi Mental
- Berita Dan Artikel
- Peduli & Bersih dengan Bank Pangan

Peduli & Bersih dengan Bank Pangan
Sampah pangan di Indonesia masih sangat tinggi. Bank pangan yang kini banyak bermunculan di Indonesia sudah selayaknya didukung.
Jakarta (12/05/2022), Hasil kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional PPN/Bappenas, sampah makanan di Indonesia berada di angka 184 kilogram setiap orang per tahun, atau sekitar setengah kilogram setiap hari. Rinciannya, 55-60% merupakan sampah makanan konsumsi dan 45-50% adalah sampah produksi.
Secara ekonomi, makanan terbuang sangat merugikan, bahkan kalau dihitung bisa sampai 4%-5% produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Dan yang terbuang itu setara memberi makan 61 juta sampai 125 juta orang.
Soal sampah makanan (food waste) ketika berakhir di tempat pembuangan akhir akan menghasilkan gas metana dan karbondioksida. Gas-gas tersebut terbawa ke atmosfer dan berpotensi merusak lapisan ozon. Padahal, salah satu fungsi lapisan ozon adalah menjaga kestabilan suhu di bumi. Jika kestabilan suhu terganggu, terjadilah pemanasan global dan kenaikan permukaan air laut akibat dari mencairnya es di bumi.
Berkaca pada kenyataan itu, belakangan ini marak dibahas tentang kehilangan dan pemborosan pangan (food loss and food waste/FLW). Food loss adalah sampah makanan dari bahan pangan mentah seperti sayuran atau buah yang terbuang begitu saja. Contoh food loss adalah hasil panen tomat yang dibuang petani karena harga di pasaran sangat rendah. Sementara, food waste adalah makanan yang siap dikonsumsi oleh manusia namun dibuang begitu saja.
Terinspirasi dari pemborosan bahan pangan atau makanan yang sangat besar ini dan masih banyaknya masyarakat yang miskin, rawan pangan, dan menderita gizi buruk (stunting), beberapa pegiat, pemerhati, dan praktisi kelestarian lingkungan menginisiasi penumbuhan dan pengembangan bank pangan atau food bank.
Apa peran dari para pengelola bank pangan atau food bank ini? Peran dari pengelola bank pangan atau food bank selama ini sangat beragam. Diantaranya adalah menjembatani antara produsen bahan pangan atau makanan dengan masyarakat yang membutuhkan secara langsung.
Selain itu, para pengelola bank pangan juga seringkali melakukan kegiatan pemilahan, penyimpanan, dan pengolahan bahan pangan atau makanan terlebih dahulu, sebelum kemudian disalurkan pada masyarakat yang membutuhkan.
Tak hanya itu, relawan dan donatur bank pangan ini sangat besar peranannya dalam mengedukasi masyarakat dengan kampanye-kampanye lingkungan terkait food waste. Berikut beberapa contoh bank pangan yang sudah berkembang di Indonesia.
Foodbank of Indonesia (FOI)
Sebagai bank pangan mereka memprakarsai program yang disebutnya “Kulkas Berjalan” atau Mobil Pangan Umat. Bersama sebuah bank swasta, aksi itu memberikan donasi makanan kepada masyarakat yang terdampak Covid-19 di enam lokasi di Jakarta. Program ini bertujuan untuk mengurangi sampah makanan dengan mengumpulkan sisa bahan pangan yang masih layak konsumsi untuk dijadikan sajian makanan baru.
Garda Pangan
Di Surabaya, Jawa Timur, ada Garda Pangan yakni sebuah bank pangan yang dibentuk oleh beberapa pengusaha katering. Kini, mereka sudah bermitra dengan sejumlah restoran, bakery, katering, juga pasar organik. Dikutip dari sindonews.com, disebutkan beberapa dari bakery punya standar dalam menjaga merek sehingga kualitas dari makanan pun harus selalu bagus dan segar. Jadi kalau ada makanan yang tidak habis setiap hari, dibuang saja. Garda Pangan berperan di situ. Gardan Pangan datang biasanya saat sudah malam. Dibungkus dan langsung diberikan kepada masyarakat prasejahtera.
Indonesia Food Bank (IFB)
IFB bekerjasama dengan retail-retail atau restoran-restoran. Seperti diketahui, biasanya pihak-pihak tersebut akan mengembalikan kembali produk-produk makanan yang dua bulan lagi akan kadaluarsa kepada perusahaan. Yang kemudian produk itu akan dimusnahkan. IFB mengambil peran dengan mengambil produk-produk itu untuk disalurkan atau diolah kepada pihak yang membutuhkan.
Food Bank Bandung
Food Bank Bandung berperan sebagai broker antara produsen makanan berlebih dan beberapa orang yang tidak memiliki ketahanan pangan atau food insecurity di Bandung. Dikutip dari Surplus.id, diketahui terdapat beberapa pelaku usaha kuliner lokal yang memiliki jiwa sosial tinggi dan ingin menerapkan nilai sustainability. Sehingga tidak hanya sebagai broker, Food Bank Bandung juga berperan sebagai enabler bagi pelaku usaha kuliner yang ingin menerapkan nilai sustainability dalam usaha mereka.
Melihat peran dari bank pangan ini, penting untuk menjadi perhatian bersama dan mendorong gerakan-gerakan berbasis kepedulian masyarakat untuk mengembangkan bank pangan di berbagai daerah. Peran pemerintah daerah sepertinya juga sangat besar untuk mengatur formula yang tepat bagi terbentuknya bank pangan di daerahnya sehingga mengurangi sampah pangan yang mubazir.
*PS
Sumber
Sindonews.com diakses 11 Mei 2022
Surplus.id diakses 11 Mei 2022
Komentar pada Berita Ini (0)