Menyamar, Kampanye Baik demi Kedisiplinan
- Beranda
- Kabar Revolusi Mental
- Berita Dan Artikel
- Menyamar, Kampanye Baik demi Kedisiplinan

Menyamar, Kampanye Baik demi Kedisiplinan
Praktik baik
Foto: (sumber: video.tribunnews.com)
Kepala daerah harus terjun langsung dalam
rangka kampanye kedisiplinan perilaku warganya dari penyebaran Covid-19.
Melakukan
penyamaran di kluster yang berpotensi besar terjadinya penyebaran Covid-19
semacam pasar tradisional dilakukan oleh Bupati Bengkulu Selatan, Gusnan
Mulyadi. Orang nomor satu di Kab Bengkulu Selatan ini dinilai sukses dalam
penyamaran itu meskipun sebelumnya membuat geger warganya. Tidak ada yang
menyangka, pria dengan tampilan pedagang sayur kebanyakan di tengah pasar itu, duduk
menjajakan sayuran di depan lapaknya ternyata seorang bupati.
Usai terbongkar aksinya, sang bupati kepada wartawan akhirnya mengaku punya misi
khusus dalam penyamaran ini. Aksi Bupati Gusnan ini pun viral di jagat facebook dengan akun @GusnanGundul lewat unggahan video tentang seorang pedagang sayur
mengenakan masker dan face shield di Pasar
Ampera, Bengkulu Selatan. Pedagang itu berteriak menawarkan
dagangannya. Beberapa pembeli mendatangi lapaknya dan menawar beberapa sayuran
yang dijajakan. Saat asyik melayani pembeli, pedagang lain terlihat menghampiri
lapak yang sedang terjadi transaksi jual beli itu. Pedagang yang datang tanpa
mengenakan masker itu terlihat protes menggunakan
bahasa daerah dan heran mengapa pembeli tidak belanja di lapaknya.
Namun, para pembeli tidak menggubris pedagang yang protes tadi. Pembeli justru
mengingatkan pedagang itu agar mengenakan masker saat berdagang selama Wabah
Covid-19. Transaksi jual beli pun selesai. Pedagang mengenakan masker dan face shield itu
berhasil menjual satu kilogram sayuran. Penyamaran Bupati Gusnan ini sempat menarik
perhatian baik pedagang maupun pembeli di Pasar Ampera. Sejumlah orang terlihat
berdiri di sekitar lapaknya.
Saat dikonfirmasi, Gusnan menjelaskan, video itu merupakan aksi sosial dalam
rangka pembuatan kampanye protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19
di pasar tradisional. âœIni sebenarnya salah satu kampanye kita kepada pedagang
dan pembeli untuk mematuhi protokol Covid-19. Pedagang yang tidak pakai masker
atau face shield kita minta pada pembeli
jangan dibeli dagangannya, kata Gusnan saat dihubungi Kompas.com
Lewat aksi ini, menurut Gusnan, Pemerintah Kabupaten Bengkulu Selatan
ingin mengajak masyarakat dan pedagang mematuhi protokol kesehatan seperti
memakai masker dan menjaga jarak saat bertransaksi
di pasar tradisional. Dia pun mengingatkan masyarakat agar tidak membeli
dagangan pedagang yang tidak memakai masker dan pelindung wajah.
Sementara
itu, menurut Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ferry
Juliantono, realisasi pelaksanaan protokol kenormalan baru di pasar tradisional
tidak mudah. Sebab, tambahnya, keterbatasan lahan pasar menjadi kendala utama untuk protokol
kesehatan seperti menjaga jarak antarpedagang bisa dijalankan.
Masing-masing pedagang itu mereka terlalu berdempet. Kita sudah usul supaya
lahan parkir itu jadi penambahan lapak atau kios. Supaya jarak antara pedagang
bisa terjaga, ujar Ferry saat diskusi virtual di Jakarta. Ferry menyebut
diperlukan regulasi dan struktur baru agar penerapan new normal bisa efektif di lapangan.
Saya sudah menyampaikan ke Menteri Koperasi dan UKM (Teten Masduki--red), saya
bilang Pak kita harus memberikan contoh penerapan protokol kesehatan di pasar, ungkapnya
lagi. APPSI juga menyayangkan pemerintah tidak benar-benar memberi perhatian
serius untuk pasar tradisional padahal berpotensi
menjadi klaster baru Covid-19.
Ferry mencontohkan di DKI Jakarta misalnya dari 140 pasar yang
ada hanya 10 sampai 20 pasar yang dilakukan penyemprotan
disinfektan. Sisanya 120 pasar tidak ada tindakan dan alat yang memadai.
Walhasil, kita APSSI dan paguyuban pasar melakukan persiapan secara mandiri.
Kita sedih juga satu sisi punya kewajiban buka tapi sisi lain kita tidak
dilengkapi dengan alat yang memadai, paparnya. APPSI berharap pemerintah
memberikan perhatian lebih kepada pasar agar protokol kesehatan bisa
dilaksanakan jauh lebih ketat. Faktanya kesadaran itu kalah oleh tuntutan
orang yang mau berdagang dan orang yang mau beli/belanja.
Aksi penyamaran kepala daerah demi mencontohkan kedisiplinan bagi warganya
dapat menjadi pelajaran bagi daerah lain di tanah air. Sikap taat dan patuh
terhadap nilai yang dipercaya dan menjadi tanggung jawabnya sebagaimana makna
dari disiplin saat terjadinya Wabah Covid-19 ini tentu sangat dituntut. Dengan
kata lain, disiplin adalah patuh terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan
dan pengendalian, sedangkan pendisiplinan adalah sebuah usaha yang dilaksanakan
untuk menanamkan nilai atau pemaksaan supaya subjek mentaati sebuah peraturan.
Sikap disiplin yang diharapkan nanti semakin membudaya merupakan cita-cita yang
ingin diwujudkan oleh Gerakan Indonesia Tertib sebagai bagian
dari Gerakan Nasional Revolusi Mental. Program-program Gerakan Indonesia Tertib
nantinya akan mengacu pada cita-cita revolusi mental. Selain
itu, aksi penyamaran Bupati Gusnan dapat juga menjadi contoh Gerakan Indonesia
Melayani sekaligus imbauan melaksanakan Gerakan Indonesia Bersih yang
menampakkan layanan publik seorang kepala daerah terhadap warganya. Penyamaran
yang dapat juga dianggap sebagai kampanye publik dari gerakan sosial untuk
tetap menjaga kebersihan demi pencegahan meluasnya wabah Covid-19 ini. (*)
Diolah dari berbagai
sumber
Komentar pada Berita Ini (0)