Mari Mengenal Pahlawan Konservasi
- Beranda
- Kabar Revolusi Mental
- Berita Dan Artikel
- Mari Mengenal Pahlawan Konservasi

Mari Mengenal Pahlawan Konservasi
Menjadi
pahlawan konservasi adalah sebuah gelar bergengsi bagi para Milenial yang sadar
pentingnya melindungi alam untuk diwariskan kepada generasi berikutnya.
Jakarta
(08/11/2021) Indonesia, sebagai sebuah negara megabiodiversitas terbesar kedua
dunia setelah Brazil, memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Karena
kondisi tersebut, alam Indonesia selalu membutuhkan peran dari orang-orang yang
memiliki integritas, etos kerja dan semangat gotong royong yang tinggi untuk
menjaga alam Indonesia. Sebut saja orang-orang tersebut sebagai pahlawan
konservasi.
Istilah “pahlawan konservasi” memang terasa asing di telinga kita. Istilah ini juga belum menjadi sebuah gelar nasional layaknya pahlawan nasional lain. Namun gelar ini perlu kita sematkan kepada mereka yang telah berjuang dan berjasa dalam konservasi (melindungi/menjaga) alam Indonesia. Menurut Suwardi, Staf Informasi Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), yang disebut dengan pahlawan konservasi adalah orang-orang yang peduli pada lingkungan dan menentang oknum-oknum yang berpotensi menjadi perusak keseimbangan ekosistem. Terdapat begitu banyak pahlawan konservasi di Indonesia. Mari kita kenal tujuh orang di antaranya.
Satu,
Ida Saparida
Ida
Saparida terpiih menjadi pahlawan Disney Conservation Fund (DCF) pada tahun
2019. Ida terpilih menjadi salah satu pahlawan DCF karena dianggap telah mampu menginspirasi
kesadaran budaya, pembangunan berkelanjutan dan konservasi satwa liar melalui
kerajinan tangan dan keterampilan menggunakan tanaman pandan wangi. Apa yang
Ida lakukan adalah sebuah upaya untuk mengindarkan masyarakat dari tindakan
melakukan deforestasi atau penebangan hutan. Masyarakat dimotivasi untuk
mencari keuntungan ekonomi tanpa melakukan perusakan hutan dan ekosistem.
Ternyata, apa yang Ida lakukan mendapat sambutan dari masyarakat. Melihat
adanya ketertarikan dari masyarakat, Ida kemudian mendorong para perajin dan komunitas
lainnya untuk menjaga flora dan fauna hutan dengan menggunakan tanaman pandan
wangi.
Dua,
Rosa Rika Wahyuni
Rosa
Rika Wahyuni pernah viral di media sosial ketika fotonya yang sedang memeluk
anak gajah di Aceh beredar dan menyentuh hati Nurani audiens. Rika merupakan
dokter hewan yang telah menolong banyak gajah yang terluka atau sekarat akibat
diburu. Ia telah menjadi contoh baik bahwa bekerja tidak boleh meninggalkan
hati nurani. Ia membangun karya, tentang “penyelamatan satwa liar” kebanggaan Indonesia
dari kepunahan. Foto Rosa yang beradar di media sosial telah menunjukkan kepada
kita, bahwa kita sebenarnya mampu menjadi pelindung satwa, apapun profesi kita.
Rosa telah bekerja sejak tahun 2008 dan telah menyembuhkan banyak gajah di
Provinsi Aceh.
Tiga,
Jatna Supriatna
Jatna
Supriatna dapat dibilang sebagai seorang “legenda” dalam hal konservasi alam di
Indonesia. Jatna telah mendedikasikan
hidupnya untuk konservasi alam liar di Indonesia selama lebih dari empat
dekade. Sejak tahun 1994 hingga 2010, Jatna dipercaya memimpin Conservation
International (CI) Indonesia Program, salah satu lembaga konservasi terbesar di
dunia. Setelah mengabdi di CI, Jatna mengemban amanah baru sebagai direktur
Pusat Studi Perubahan Iklim Universitas Indonesia (RCCC-UI) hingga sekarang.
Saat ini beliau sedang aktif di bidang perubahan iklim terutama perencanaan dan
implementasi REDD+ di Indonesia. Jatna Supriatna telah menulis 10 buku tentang
konservasi dan alam Indonesia serta mempublikasikan lebih dari 100artikel ilmiah di jurnal internasional. Conservation International menyebutnya sebagai "The Conservation
Warrior" atau pahlawan konservasi.
Empat,
Ani Mardiastuti
Ani
Mardiastuti merupakan salah satu ahli burung paling berpengaruh di Indonesia. Kecintaan
Ani Mardiastuti terhadap burung sudah dimulai sejak muda. Penekunan terhadap
burung terus berlanjut hingga Ani meraih gelar Doktor di Michigan State
University dengan spesialisasi biologi dan ekologi burung liar. Kepedulian
Ani terhadap nasib burung juga telah mendorong Ani bersama rekan-rekan penggiat
burung mendirikan Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia atau lebih
dikenal sebagai Burung Indonesia. Sejak tahun 2003, Ani Mardiastuti dipercaya
mejabat sebagai Ketua Dewan Perhimpunan Burung Indonesia dan hingga saat ini
terus membina Burung Indonesia menjadi lembaga konservasi terdepan untuk
konservasi burung di Indonesia. Ani juga telah menulis begitu banyak artikelilmiah mengenai burung yang dapat dijadikan referensi dalam melakukan
konservasi burung di tanah air.
Lima,
Djoko Tjahjono Iskandar
Djoko
Iskandar merupakan herpetolog Indonesia dan guru besar di Sekolah Ilmu dan
Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung. Doktor herpetologi lulusan
Université des Sciences et Techniques du Languedoc, Perancis, ini telah
mendeskripsikan banyak jenis reptil dan amfibi dari berbagai daerah di
Indonesia, seperti Limnonectes larvaepartus yang
menghebohkan dunia sains. Katak ini adalah satu-satunya katak yang melahirkan
berudu di dunia. Tercatat lebih dari 63 publikasi tentang herpetofauna yang
ditulis Djoko tercatat di situs Research Gate. Lebih dari 100 artikelilmiah mengenai amfibi telah dipublikasikan Djoko di berbagai jurnal
kenamaan. Tidak heran kalau banyak yang menyebut beliau sebagai Bapak
Herpetologi Indonesia. Sebagai penghargaan untuk kontribusi luar biasa di
bidang taksonomi dan konservasi herpetofauna Indonesia, Djoko Iskandar
dianugerahi Habibie Award di bidang Basic Sciences pada tahun 2015. Penghargaan
lainnya adalah Government Silver Medal 20 years (2009), Ganesa
Cendekia Widya Adi Utama (2011), hingga Kennedy Award Best Published
Paper of The Year 2001.
Enam,
Noviar Andayani
Noviar
Andayani bergerak di sebuah lembaga yang melindungi satwa terancam dan
ekosistemnya. Sebagai satu dari sedikit wanita yang pernah dipercaya memimpin
lembaga internasional, Noviar Andayani juga mengemban amanah sebagai ketua
Perhimpunan Ahli dan Pemerhati Primata Indonesia dan direktur Yayasan Owa Jawa
(YOJ). Mantan ketua program studi pasca-sarjana Biologi Universitas Indonesia
(UI) ini juga mengambil peran besar dalam perencanaan strategi konservasi
orangutan dan satwa lainnya di Indonesia. Saat ini beliau sedang aktif menekuni
bidang genetika konservasi terutama untuk satwa terancam seperti owa jawa,
orangutan, dan gajah. Untuk menunjang kegiatan penelitian di kampus, Noviar
Andayani mendirikan laboratorium di Universitas Indonesia (UI) yang memfokuskan
penelitian pada konservasi satwa—dalam hal ini owa jawa—melalui genetika.
Totalitas Noviar Andayani di dalam dunia pendidikan dikarenakan kepercayaan
beliau bahwa generasi muda adalah garda terdepan yang akan mengemban tanggung
jawab untuk melindungi alam Indonesia.
Tujuh,
Mochamad Indrawan
Mochamad
Indrawan adalah salah satu peneliti dan ahli konservasi terkemuka Indonesia. Pengalaman
dan penelitiannya difokuskan pada bidang ornitologi. Penemuan kembali burung
Gagak Banggai (Corvus Unicolor) oleh tim yang dipimpinnya, membuat peemuannya dinobatkan
sebagai salah satu penemuan paling signifikan di abad ini. Selain tergabung
dalam Indonesian Ornithologists’ Union (IdOU), Indrawan sekarang
menjabat sebagai anggota kelompok ahli International Union for Conservation
of Nature (IUCN) untuk World Commission on Protected Area, IUCN-Bird Red
Data Authority, dan pemimpin Indonesia untuk Climate and Development Knowledge
Network. Indrawan juga menulis buku Biologi Konservasi bersama Jatna Supriatna
yang merupakan buku referensi untuk para mahasiswa dan praktisi konservasi di
Indonesia. Di tahun 2015, Indrawan terpilih untuk menghadiri acara Inspiring
Leadership for a Sustainable World, pertemuan prestisius untuk para
pemimpin yang berkontribusi luar biasa dalam bidang pembangunan berkelanjutan.
Sobat
Revmen, Indonesia, bahkan dunia, selalu membutuhkan pahlawan-pahlawan
konservasi. Sobat dapat menjadi salah satu pahlawan itu. Minimal, Sobat dapat
menjadi pahlawan konservasi di lingkungan terdekat, terutama di dalam keluarga.
Jadilah sumber informasi yang bermanfaat bagi anak untuk meneruskan mentalitas
konservasi alam, jadilah penggerak di lingkungan untuk melestarikan flora dan
fauna, serta jadilah pemimpin yang dapat memberikan solusi agar orang-orang
terdekat tidak melakukan perusakan lingkungan dengan alasan ekonomi. #AyoBerubah
#HariCintaPuspadanSatwaNasional #HariPahlawan
Referensi:
Beritasatu.com.
(2020). Diakses tanggal 3 November 2021.
Forestdigest.com.
(2020). Diakses tanggal 3 November 2021.
Mediaindonesia.com.
(2020).
Diakses tanggal 3 November 2021.
Tamboramuda.org.
(2016). Diakses tanggal 3 November 2021.
Penulis: Robby Milana
Komentar pada Berita Ini (0)