Jimpitan: Gotong Royong Warga melalui Tabungan Kolektif
- Beranda
- Kabar Revolusi Mental
- Berita Dan Artikel
- Jimpitan: Gotong Royong Warga melalui Tabungan Kolektif

Jimpitan: Gotong Royong Warga melalui Tabungan Kolektif
Tradisi jimpitan yang merupakan kearifan lokal dengan konsep gotong royong dapat menjadi solusi bersama mengatasi berbagai masalah, termasuk ketika pandemi melanda.
Jakarta
(07/04/2021) Sobat Revmen adakah yang pernah dengar atau familiar dengan kata jimpitan ? Bagi sebagian besar orang perkotaan mungkin istilah jimpitan terdengar
sedikit asing. Padahal jimpitan merupakan tradisi asli Indonesia
khususnya masyarakat Jawa, yang telah berlangsung sejak lama dan turun-temurun,
lho! Dengan kondisi pandemi saat ini yang berdampak pada berbagai sektor
kehidupan, tradisi jimpitan yang lekat dengan muatan gotong royong itu
pun kiranya menjadi amat bermanfaat. Yuk sobat Revmen, kita telisik lebih jauh
apa itu tradisi jimpitan!
Jimpitan kerap dijumpai di desa ataupun kampung-kampung di wilayah Jawa Tengah,
Jawa Timur, atau Yogyakarta. Sedangkan tradisi serupa di Jawa Barat dikenal
dengan sebutan beas perelek. Pada mulanya jimpitan dilakukan
dengan cara mengumpulkan beras dari rumah ke rumah di lingkup kampung atau RT.
Namun seiring perkembangan zaman, kegiatan mengumpulkan beras tersebut telah
mengalami perubahan dengan cara mengumpulkan uang. Jimpitan sendiri
berasal dari kata ‘jumputan’
atau ‘menjumput’ yang artinya mengambil barang lembut/kecil dengan menggunakan ujung telunjuk dan ibu
jari.
Umumnya jimpitan
dilakukan dengan cara mengumpulkan uang dalam wadah gelas plastik atau
kaleng kecil yang biasanya menggantung di dekat pintu atau diikatkan di pagar rumah.
Nantinya, warga RT yang bertugas akan mengambilnya sembari melakukan ronda
keliling pada malam hari. Jimpitan dilakukan secara kontinu dan
besarannya disesuaikan dengan keikhlasan/kerelaan pemberi. Sehingga meskipun
jumlahnya kecil, dengan menghimpunnya secara kolektif pun akan menjadi kekuatan
yang besar dan bermanfaat sobat Revmen!
Ibarat tabungan sosial, uang yang dikumpulkan dari jimpitan
itu nantinya digunakan untuk kepentingan warga kampung atau RT itu sendiri
yang penggunaan dan pengelolaannya akan dimusyawarahkan terlebih dahulu.
Biasanya dana yang terkumpul dari jimpitan digunakan untuk kegiatan
sosial atau pembangunan desa, seperti untuk mengganti jasa ronda/siskamling
warga, peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan 17 Agustus, pembangunan
fasilitas internet bagi warga, hingga membantu mensubsidi warga yang sedang
membutuhkan, dan kegiatan-kegiatan desa lainnya.
Menurut ahli budaya Jawa, Prapto Yuwono, sebagaimana
dilansir laman Indonesia.go.id, tradisi jimpitan merunut akar sejarahnya
menjadi simbol solidaritas dan ketangguhan warga menghadapi kesulitan ekonomi
dari masyarakat pedesaan sejak zaman penjajahan dulu. Adapun mengutip Media
Indonesia, tokoh budaya sekaligus dosen Fakultas Filsafat Universitas Gadjah
Mada (UGM), Achmad Charris Zubair, mengatakan jimpitan merupakan
ekspresi budaya yang dilandasi oleh karakter gotong royong yang menjiwai
masyarakat Indonesia. Karena itu, lewat tradisi jimpitan masyarakat
diajak saling peduli dan bahu-membahu bilamana ada kesulitan diatasi
bersama-sama.
Oleh karenanya berkaca pada situasi saat ini, jimpitan pun dapat menjadi solusi bersama dalam merespon dampak pandemi yang terbukti dapat memberdayakan masyarakat dan saling membantu sesama. Sebagaimana tradisi luhur lainnya di tanah air yang dilandasi prinsip gotong royong, sudah sepatutnya tradisi jimpitan terus dilestarikan dari generasi ke generasi. Nah, seiring perkembangan zaman ke era digital, gotong royong dapat diinisiasi pula dengan memanfaatkan teknologi internet seperti galang dana atau crowdfunding melalui media sosial. Ingat, perubahan nyata dapat dimulai dari diri sendiri serta melalui langkah kecil terlebih dahulu. Yuk sobat Revmen, mari sama-sama kita kembalikan semangat gotong royong sebagai jati diri dan karakter bangsa Indonesia! #AyoBerubah #IndonesiaBersatu.
Sumber Foto:
https://kagama.id/menghidupkan-lagi-budaya-berbagi-melalui-gerakan-jimpitan/
Referensi:
Mediaindonesia.com, 21/04/19
Indonesia.go.id, 09/04/19
Goodnewsfromindonesia.id, 23/02/19
Goodnewsfromindonesia.id, 08/04/20
Reporter: Melalusa Susthira K.
Editor: Wahyu Sujatmoko.
Komentar pada Berita Ini (0)