Sedekah Sayuran, Berbagi Gizi Baik
- Beranda
- Kabar Revolusi Mental
- Suara Kita
- Sedekah Sayuran, Berbagi Gizi Baik

Sedekah Sayuran, Berbagi Gizi Baik
Prakti Baik
Foto: (sumber: jarrak.id)
Berbuat baik
dapat beragam cerita di baliknya. Ada yang memang untuk mengisi waktu pasca
pensiun, ada pula sebagai bentuk berbagi akibat produk yang dibagikan itu
sedang murah harganya.
Â
Sejak Indonesia dihantam Pandemi Covid-19 awal tahun
2020 ini, solidaritas sosial muncul sebagai gerakan baru di tengah masyarakat
kita sebagai wujud empati dan penghayatan nilai ajaran agama terhadap saudara
sesama Bangsa Indonesia. Solidaritas model baru dengan semangat gotong royong ini
kemudian berwujud aneka macam pemberian, semula berupa bantuan alat kesehatan semisal masker
dan cairan pencuci tangan hingga akhirnya menjadi nasi gratis, sembako gratis,
dan kini sedekah sayuran. Dengan semangat yang
masih sama yaitu berbagi kebaikan kepada mereka yang terkena dampak Pandemi
Covid-19, bantuan itu diberikan dengan mengajukan syarat harus mematuhi
Protokol Kesehatan seperti memakai masker, rajin cuci tangan, dan juga menjaga
jarak minimal satu meter.
Â
Dalam unggahan grup Facebook Ubud Community di awal September ini, seorang Pensiunan bernama Suresh
Melwani menawarkan hasil kebun sayurnya untuk dapat diambil secara gratis kepada
warga Bali. Unggahan yang ditulis dalam Bahasa Inggris itu, Suresh mengatakan
siap memberikan hasil kebunnya secara cuma-cuma. Adapun jenis sayuran yang ada
di kebunnya antara lain bayam, sereh, kale, pok choy, dan selada. Meski gratis, Suresh
menuliskan ada sejumlah aturan bagi warga yang ingin mengambilnya yaitu memakai
masker dan membawa tas sendiri. Selain itu, donasi yang diberikan pengunjung ke
kebun sayurnya akan diprioritaskan kepada organisasi yang mengurusi panti jompo
dan asuhan. “Lokasinya di Banjar Timbul, Pupuan sebelah utara dari Ubud Horse
Stables,†tulis Suresh seperti dikutip dari Kumparan.
Â
Suresh mengaku bahwa kebun sayur itu adalah miliknya
dan mempekerjakan tiga orang untuk membantu mengurus kebun sayur ini dalam lima
tahun terakhir ini. “Saya datang ke Bali untuk pensiun. Dalam waktu luang, saya
memutuskan untuk mendedikasikan aktivitas yang saya pikir berkebun untuk
kebutuhan pangan sendiri sangat menarik,†tuturnya lagi.
Â
Meski awalnya hanya coba-coba, kegiatan menanam sayur
ini akhirnya jadi sangat menarik bagi Suresh terlebih tanaman sayur itu
diusahakannya tidak menggunakan Pestisida sama sekali. “Saya belum tahu kapan
donasi ini saya akhiri. Selama berkebun menghasilkan dan orang-orang
membutuhkannya, saya tetap berada di sini,†ujarnya.
Â
Sedekah sayuran ini juga dilakukan oleh sejumlah
petani di lereng Gunung Merbabu, Kab Magelang, Jawa Tengah, akibat harga sayur di
pasaran yang sedang anjlok. Bagi-bagi sayuran gratis ini dibantu oleh relawan
SAR Grabag bersama Graskom Grabag. Sayuran yang disedekahkan itu antara lain sawi,
kubis, jipang dan tomat. Menurut salah satu Petani,
Edi Wahono (43 th), warga Ketundan, Pakis, Kab Magelang, harga jual kubis per
kilonya saat ini hanya Rp500 dari harga biasanya yang rata-rata sekitar Rp2.000
per kilogramnya. Untuk itu, kubis tidak dipanen dan dibiarkan saja karena kalau
dipetik untuk biaya buruh petik saja tidak cukup.
Â
“Ya kalau dijual sendiri kan harga juga rendah sekali, tidak bisa mencukupi untuk biaya
buruh yang mengambil saja, sudah habis. Kalau sekarang sekilo kubis harganya Rp
500, ya rata-rata Rp 2 ribu per kilo. Yang lainnya misalnya tomat juga Rp 500,
biasanya tomat di antara Rp 4 ribu, Rp 5 ribu. Lalu sawi kan kayaknya Rp 250,
biasanya di atas Rp 1 ribu. Harga sayur di sini murah semua,†kata Edi seperti
dikutip dari detik.com
Â
Sedekah sayuran ini, tambah Edi, awalnya diketahui
dari status WhatsApp temannya soal
sedekah sayuran. Dia kemudian mempersilakan siapapun untuk memetic sayuran di
kebunnya meski memang lokasinya jauh. “Saya punya teman, Dik Mangin, lihat
status dia. Punya dia sawi disedekahkan. Saya bilang kalau memang mau ‘ngambil jauh di tempat saya daripada
dibuat nganggur atau buat pakan sapi,†ungkapnya lagi. Dengan sedekah sayuran
ini, Edi mengaku bersyukur karena sayuran yang ditanamnya masih ada yang
memanfaatkannya. “Alhamdulillah masih ada yang membutuhkan.â€
Â
Solidaritas sosial berupa sedekah sayuran ini, baik yang dilakukan
oleh Suresh Milwani maupun Petani asal Kab Magelang, juga membantu menjaga
kesehatan masyarakat saat menghadapi ancaman Pandemi Covid-19 di samping
sebagai wujud upaya ketahanan pangan dan juga Gerakan Indonesia Mandiri. Kecukupan gizi dalam
rangka menjaga daya tahan tubuh tentu jadi faktor terpenting banyaknya imbauan
untuk tetap menjaga kesehatan masyarakat. Bangsa Indonesia yang gemar berbagi,
dalam sedekah sayuran ini tentu semakin menegaskan dirinya bahwa hanya lewat
sayuran, kebersamaan dan persatuan Indonesia itu tetap ada. (*)
Diolah dari berbagai sumber
Â
Komentar pada Suara Kita Ini (0)